Pasang Knalpot Racing pada Vario: Suara Menggelegar atau Risiko Tilang?

Sepeda motor Honda Vario menjadi salah satu kendaraan roda dua yang paling banyak digunakan di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Selain tampilannya yang modern, motor ini juga dikenal irit bahan bakar dan cocok untuk penggunaan harian. Namun, tak sedikit pengguna Vario yang memodifikasi motornya untuk tampil lebih “garang”, salah satunya dengan mengganti knalpot standar ke knalpot racing.
Meski knalpot racing dapat menghasilkan suara menggelegar dan meningkatkan performa mesin, penggunaannya masih menimbulkan perdebatan di masyarakat, terutama dari sisi kenyamanan umum dan legalitas hukum. Lantas, apakah pemasangan knalpot racing hanya sekadar gaya, atau justru bisa berujung tilang?
Knalpot Racing: Estetika dan Performa
Knalpot racing biasanya dibuat dari bahan yang lebih ringan seperti stainless steel atau karbon, serta didesain untuk mengurangi hambatan pembuangan gas. Hasilnya, suara motor terdengar lebih nyaring dan tarikan terasa lebih enteng, terutama saat dipacu di RPM tinggi.
Bagi sebagian pengendara, suara knalpot yang menggelegar menjadi penambah rasa percaya diri dan memberi sensasi balap. Apalagi, knalpot racing kini hadir dalam berbagai merek dan desain yang mempercantik tampilan motor. Namun, perlu diingat bahwa keunggulan ini bisa menjadi bumerang jika tidak sesuai aturan yang berlaku.
Regulasi dan Risiko Tilang
Di Indonesia, penggunaan knalpot racing pada kendaraan umum di jalan raya sebenarnya tidak dilarang secara total, asalkan memenuhi ambang batas kebisingan yang ditentukan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 Tahun 2019, batas kebisingan knalpot untuk sepeda motor 80cc–175cc adalah 83 desibel (dB), dan untuk motor di atas 175cc adalah 80 dB.
Sayangnya, banyak knalpot racing vario aftermarket yang menghasilkan suara jauh di atas ambang batas tersebut. Polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan di berbagai daerah kerap melakukan razia terhadap motor berknalpot bising, termasuk Vario yang telah dimodifikasi. Sanksi yang dikenakan bisa berupa tilang, penyitaan kendaraan sementara, atau pengembalian ke spesifikasi pabrikan.
Dampak Sosial: Ganggu Kenyamanan Publik
Selain risiko hukum, penggunaan knalpot racing juga menimbulkan dampak sosial. Suara knalpot yang terlalu bising dapat mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama saat malam hari. Tidak jarang muncul keluhan dari warga atau bahkan konflik antar pengguna jalan akibat suara motor yang dianggap “mengganggu ketenangan”.
Bagi pengguna Vario yang tinggal di lingkungan padat penduduk atau situs rajazeus sering berkendara di area perumahan, penggunaan knalpot standar atau low dB racing bisa menjadi pilihan lebih bijak.
Solusi dan Alternatif
Jika kamu ingin memodifikasi knalpot Vario tanpa risiko tilang, pastikan untuk:
-
Memilih knalpot racing bersertifikat dan ramah lingkungan
-
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan di bengkel profesional
-
Selalu membawa knalpot standar cadangan jika bepergian jauh
Beberapa merek kini menawarkan knalpot racing dengan teknologi peredam suara (DB Killer) yang bisa dilepas pasang sesuai kebutuhan. Inilah kompromi antara gaya dan kenyamanan hukum.
BACA JUGA: Dari Bengkel Sampai Showroom: Bisnis Motor yang Tak Pernah Sepi